centranusanews,5 Desember 2025
Nilai moral “Lakukanlah apa yang ingin orang lain lakukan kepadamu” kembali menjadi perhatian publik di tengah dinamika sosial saat ini. Prinsip yang sederhana namun sangat mendasar ini dinilai menjadi kunci dalam membangun keharmonisan, mempererat hubungan antarindividu, sekaligus memperkuat karakter masyarakat yang beradab
Dalam kehidupan sehari-hari, pesan tersebut sering terdengar, tetapi tidak selalu dijalankan. Banyak ahli etika dan tokoh masyarakat menilai bahwa nilai ini dapat menjadi landasan dalam bertindak, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika seseorang belajar menempatkan diri sebagai orang lain, empati pun tumbuh, dan konflik dapat diminimalisasi
Filosofi tersebut sejatinya mengajarkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan pantulan. Ketika seseorang berperilaku baik, ia tidak hanya menguatkan hubungan sosial, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan dan respek. Dengan kata lain, tindakan yang positif akan kembali sebagai energi positif bagi dirinya
Dalam konteks sosial modern, prinsip ini juga relevan terhadap penggunaan teknologi dan media sosial. Banyak pihak menilai bahwa ujaran kebencian dan penyebaran informasi yang merugikan dapat ditekan apabila masyarakat berpegang pada prinsip saling menghargai dan menjaga perasaan orang lain sebelum berkata atau bertindak
Kalangan pemerhati pendidikan menyebut bahwa prinsip ini seharusnya menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Melalui lingkungan sekolah, keluarga, dan komunitas, nilai empati dan prinsip saling memperlakukan dengan baik perlu ditanamkan sejak dini agar menjadi kebiasaan dalam kehidupan dewasa
Di sektor profesional, nilai tersebut menjadi dasar dalam praktik pelayanan publik maupun pekerjaan yang bersifat kolaboratif. Ketika seseorang bekerja dengan standar yang ia harapkan diterima, kualitas kinerja meningkat, hubungan tim semakin solid, dan rasa saling menghargai menjadi budaya kerja yang sehat
Masyarakat juga diajak untuk menilai kembali cara mereka merespons perbedaan pendapat. Perbedaan bukan alasan untuk saling menjatuhkan, melainkan peluang untuk saling memahami. Dengan menerapkan prinsip ini, sebuah kritik dapat disampaikan secara elegan dan membangun, bukan melukai atau menjatuhkan
Selain itu, nilai saling memperlakukan secara baik juga menjadi landasan dalam kehidupan beragama dan kemanusiaan. Hampir seluruh ajaran moral dan kepercayaan mengajarkan bahwa kebaikan akan kembali kepada pelakunya, sehingga menguatkan makna filosofi tersebut sebagai pesan universal.
Prinsip ini juga menjadi refleksi bahwa perubahan besar sering dimulai dari tindakan kecil. Senyum kepada orang lain, memberi bantuan ringan, menghargai pendapat, hingga tidak merugikan orang lain merupakan contoh sederhana yang mencerminkan penerapan nilai tersebut dalam keseharian
Pada akhirnya, pesan “Lakukanlah apa yang ingin orang lain lakukan kepadamu” bukan sekadar kalimat motivasi, melainkan panduan moral untuk membangun kehidupan sosial yang harmonis dan penuh penghargaan. Dengan menempatkan empati sebagai dasar tindakan, masyarakat diyakini dapat menciptakan ruang sosial yang lebih damai, adil, dan berkeadaban
Penulis Redaksi ; Achmad wahyu
